Selasa, 22 Juli 2025

Catatan Kecil Tentang Empati

“Empati bukan soal seberapa dekat kita dengan seseorang, tapi seberapa dalam kita mampu merasakan apa yang mereka rasakan.”

Hari ini aku menulis sesuatu sebagai pengingat buat diri sendiri: bahwa aku ingin terus bertumbuh jadi pribadi yang lebih baik. Bukan cuma buat diriku, tapi juga buat siapapun yang mungkin membaca tulisan ini.

Barusan aku dapat kabar tentang seorang teman yang mengalami hal buruk. Kaget, tentu. Tapi anehnya, responku terasa datar. Mungkin karena kami nggak terlalu dekat. Aku hanya sempat mikir, “Kasihan ya... semoga semuanya segera membaik.” Itu saja. Tanpa banyak pertanyaan, tanpa emosi berlebih.

Lalu aku menyampaikan kabar itu ke orang lain. Responnya jauh lebih dalam. Ia terlihat benar-benar peduli. Nanya ini-itu, bener-bener menunjukkan empati. Dan saat itu aku terdiam.

Aku mulai bertanya ke diri sendiri: “Apakah aku sudah cukup baik, atau belum?” Mau nyari pembenaran—ah, mungkin mereka emang lebih akrab. Tapi nyatanya... nggak juga.

Dari sini aku belajar. Belajar bahwa empati itu nggak boleh pilih-pilih. Nggak hanya diberikan ke orang-orang yang dekat dengan kita. Tapi juga ke mereka yang mungkin jarang kita sapa, jarang kita pikirkan. Karena pada dasarnya, semua orang pantas mendapatkan rasa simpati dan empati.

Kadang kita terlalu sibuk dengan urusan sendiri, sampai lupa melihat sekitar. Tapi semoga mulai hari ini, aku bisa lebih membuka hati. Untuk jadi manusia yang nggak cuma baik untuk diri sendiri, tapi juga hadir—walau hanya sebentar—untuk orang lain.

1 komentar:

Keindahan Menyapa di Setiap Hal yang Kamu Sadari

Hidup adalah perjalanan yang penuh kejutan. Di tengah jalan yang kadang sepi, semesta kerap menghadirkan sosok tertentu. Datang tanpa aba-ab...